My new shoes @2019. |
Entri kali ini JUGA tiada kena mengena dengan diri penulis. Hanyalah rujukan semata-mata.
JATUHKAH TALAK SAAT SUAMI BERUCAP, ”PULANG SAJA KAMU KE RUMAH ORANG TUAMU”?
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam kitabnya Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu menjelaskan bahwa ucapan (lafazh) yang digunakan untuk menjatuhkan talak ada dua macam, yaitu ucapan yang sharih (jelas) dan ucapan yang kinayah (sindiran). Ucapan itu bisa jadi berupa ucapan berbahasa Arab ataupun selain bahasa Arab yang menurut bahasa (lughah) dan kebiasaan (‘urf) digunakan untuk menjatuhkan talak, baik itu diucapkan langsung (bil lafzhi), atau dengan tulisan (bil kitabah), atau dengan isyarat (bil isyarah). (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/356; Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 29/17).
Dua macam ucapan (lafazh) talak tersebut adalah; Pertama, ucapan talak yang sharih (jelas), yaitu ucapan yang jelas maksudnya dan menurut kebiasaan digunakan untuk menjatuhkan talak, seperti kata “thalaaq” (bahasa Arab), “talak” atau “cerai” (bahasa Indonesia), atau “pegat” (bahasa Jawa), dan sebagainya. Misalnya suami mengucapkan kepada istrinya dalam bahasa Arab, “Thallaqtuki” (kamu saya talak), atau dalam bahwa Indonesia,”Kamu saya talak.” Atau dalam bahasa Jawa, ”Kowe tak pegat.” (Kamu saya ceraikan). Hukum ucapan talak yang sharih seperti ini adalah bahwa talak dihukumi telah jatuh menurut kesepakatan seluruh fuqoha, tanpa melihat lagi niat dari suami ketika mengucapkannya. Artinya, baik suami berniat menceraikan atau tidak, talak tetap jatuh. Maka pada saat suami mengatakan kepada istrinya,”Kamu saya talak,” talak dihukumi telah jatuh walaupun suami mengklaim bahwa dia sebenarnya tidak berniat menjatuhkan talak. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/358; Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 29/18, Musthofa bin Al ‘Adawi,Ahkam Al Thalaq fi Al Syari’ah Al Islamiyyah, hlm. 34).
Kedua, ucapan talak kinayah (sindiran), yaitu ucapan yang bisa berarti talak namun juga bisa berarti bukan talak dan masyarakat tidak biasa menggunakan ucapan itu untuk menjatuhkan talak. Misalkan ucapan suami kepada istrinya,”Pulanglah kamu ke keluargamu,” (Arab : ilhaqiy bi-ahliki), atau ucapan suami kepada istrinya,”Keluar kamu dari rumah ini,” atau,”Pergi kamu,” dan sebagainya. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/358; Musthofa bin Al ‘Adawi, Ahkam Al Thalaq fi Al Syari’ah Al Islamiyyah, hlm. 35).
Hukum ucapan talak kinayah ini adalah bahwa talak tidak jatuh, kecuali jika disertai niat untuk menceraikan. Alasannya, karena ucapan talak secara kinayah ini memang mengandung dua kemungkinan makna, yaitu bisa berarti menjatuhkan talak atau bisa juga tidak menjatuhkan talak. Misalnya ucapan suami kepada istrinya,”Pulanglah kamu ke rumah orang tuamu,” bisa jadi suami bermaksud menceraikan namun bisa jadi suami tak bermaksud menceraikan namun hanya menyuruh istrinya pulang ke rumah orang tuanya karena kesal. Maka dari itu, ucapan talak kinayah ini tidak berarti menjatuhkan talak, kecuali disertai niat dari suami untuk menceraikan. Ini juga disepakati seluruh fuqaha. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/359; Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 29/18).
Jika seorang suami mengklaim di hadapan hakim (qadhi), bahwa dia sebenarnya tidak meniatkan cerai ketika mengucapkan talak secara kinayah, klaimnya diterima, yakni hakim memutuskan tidak jatuh talak, asalkan suami mengucapkan sumpah di hadapan hakim. Jika suami mengklaim tak berniat menceraikan tapi tak berani bersumpah, maka klaimnya tak diterima dan hakim memutuskan bahwa talaknya telah jatuh. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/359).
Kesimpulannya, ucapan suami kepada istrinya,”Pulang saja kamu ke rumah orang tuamu,” termasuk ucapan talak secarakinayah (sindiran) dan talaknya dihukumi jatuh jika suami memang berniat menceraikan. Jika tak berniat menceraikan, talaknya tidak jatuh. Wallahu a’lam. [www.konsultasi.wordpress.com]
NIAT SUAMI CERAIKAN ISTERI
Saya dan suami bertengkar kerana dia tidak berpuas hati dengan ibu saya yang menghantar banyak mesej serta video berkaitan politik di dalam kumpulan grup WhatsApp keluarga.
Dalam mesej itu, ibu menempelak suami supaya jangan lagi mengundi parti yang disokongnya. Saya akui memang tidak patut ibu berbuat demikian, namun mungkin disebabkan terlalu marah, kemarahan itu dilepaskan kepada saya.
Ketika marah itu, suami mengeluarkan kata-kata seperti berikut: “Kau keluar dari rumah ini sekarang dan balik ke rumah mak kau yang tak pandai hormat orang tu! Aku boleh hidup tanpa kau la... mulai hari ini, aku tidak mahu tengok muka kau lagi dan kau jangan jejak rumah ini lagi.”
Saya hanya mendiamkan diri dan tidak berani bersuara. Selepas itu, suami keluar dari rumah dan pulang menjelang Maghrib.
Sebaik tiba di rumah, dia terus memeluk saya dan meminta maaf kerana terlanjur bercakap sebegitu.
Adakah kata-kata suami, “Aku boleh hidup tanpa kau” itu boleh dikategorikan sebagai lafaz talak kinayah?
Bagaimanapun, suami ada mengatakan dia langsung tidak berniat untuk membenci atau menceraikan saya, cuma kesal dengan tindakan ibu saya yang tidak menghormati dirinya.
Eisha, Sentul
Jatuh atau tidak talak itu berdasarkan kepada rukun serta syarat setiap rukun talak itu dipenuhi atau sebaliknya.
Jika dipenuhi, maka jatuhlah talak dan jika sebaliknya, tidak gugur talak. Dalam Mazhab Syafie, rukun talak ada lima iaitu pentalak (suami), sighah, qasad, mahal (isteri), ada kekuasaan (wilayatul alaih). [+ bersambung Hmetro.com.my ]
HATE SEX (18SX)
Nota lalat. Sekiranya anda tidak pernah mencuba "kebencian seks" (baca, hate sex), letakkan pada senarai baldi anda. Sekiranya anda tidak tahu apa itu yg disebut "kebencian seks", beritahulah penulis. OTL Ringkasnya, "kebencian seks" adalah apabila anda bersenggama dengan seseorang yg anda amat benci.
Blog bukanlah hakmilik kekal.